Sebaik baiknya kebaikan yang harus kita tahu bahwa iman itu tidak cukup hanya sebuah keyakinan dihati, jika iman itu hanya cukup menjadi sebuah keyakinan dihati kita termasuk orang yang tertipu untuk selamanya. sebab iman yang seperti itu hanya sebuah lafal yang menjadi ucapan hati.
Yang sesungguhnya iman itu harus diwujudkan dalam bentuk pekerjaan hati dan angan-angan yang selalu dihadapkan kepada Allah. jika angan dan hati tidak diberi pekerjaan bisa membuat terbalik semua peribadahan. angan dan hati itu menjadi tidak terkendali dalam beribadah kepada Allah dan hanya akan menyekutukan Allah dengan apa yang diangankan dan yang sedang ada dihatinya saat itu.
(sumber:kitab tsamrotus syariah)
Saya yakin kepada Allah, sangat yakin kepada Allah, sangat amat yakin banget-banget kepada Allah. iya dan iya itu baru sebatas lafal dari hati. Buktinya sekedar lafal apa? yang terjadi berkebalikan, saat kita sholat hati kita angan kita cenderung keluar dari keharusan kita menghadap-Nya. kita mengangankan makanan sehari-hari, aneka masalah seperti bumbu yang menggiurkan untuk kita angankan. aneka keinginan kita menjadi lauk yang lezat untuk kita angankan. runyam semua ibadah kita dan anehnya tidak kita hiraukan masalah yang begitu besar ada dalam ibadah kita. apa mau ini terjadi hingga kita meninggal nanti? bisa jadi besok atau detik nanti kita dipanggil-Nya. lalu kapan kita bisa benar-benar lurus menyembah-Nya?
Seharusnya kita tahu siapa yang sedang kita sembah, siapa penguasa langit dan bumi, siapa penguasa hari hisab. lagi-lagi iman kita dipertanyakan.
inilah yang menjadi perbedaan antara iman dan membawa iman, jika hanya iman iman iman itu baru buah bibir dari hati, belum ditancapkan kedalam dasar hati untuk selalu membawa iman. untuk selalu mengokohkan iman. yang sebenarnya hanya masalah pembiasaan hati untuk mengingat sang pencipta. sepele namun sungguh perbedaannya jauh. antara iman dan membawa iman.
jika hanya iman hati ini masih berbasa-basi untuk mengagungkan-Nya, jika hanya iman hati ini masih belum bisa terkendali untuk selalu menghamba. jika hanya sekedar iman hati kita masih dipertanyakan dalam beribadah kepada-Nya.
Hati itu butuh pekerjaan untuk tetap terisi dengan iman, bukan hanya sekedar keyakinan tapi juga diikuti pebuatan dari hati tuk selalu mengagungkan-Nya.
wallahu a’lam